Wednesday, April 24, 2013

Taman Wisata Alam dan Laut Pulau Sangiang


Wisata Alam dan Bahari di Pulau Sangiang



LEGAL STATUS KAWASAN TAMAN WISATA ALAM PULAU SANGIANG

Taman Wisata Alam Pulau Sangiang seluas 700,35 ha, sesuai Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 122/Kpts-IT/1985 tanggal 23 Mel 1985, ditunjuk sebagai kawasan hutan dengan fungsi Cagar Alam Pada tahun 1991 melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 698./Kpts-II/1991 tanggal 12 Oktober 1991, Cagar Alam Pulau Sangiang 700.35 ha dengan penambahan luas perairan laut sekitar Pulau Sangiang seluas 720 ha dirubah ditunjuk menjadi Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Sangiang sehingga luas total TWA  Pulau Sengiang menjadi 1420,35 ha,
Pada tahun 1992, kawasan hutan Pulau Sangiang tersebut di tata batas oleh Panitia Tata Batas Kabupaten Daerah TK. II Serang sesuai Keputusan Gubernur Kepala Daerah TK. Jawa Barat No. 753/Km.040-Pem/SK/1979 tanggal 12 Juli 1979 sebagaimana tertuang dalam Berita Acara Tata Batas tanggal 14 Nopember 1992,
Berdasarkan Berita Acara Tata Batas tersebut, pada tahun 1993 kawasan TWA Pulau Sangiang (daratan pulau) ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 55JKpts-II/1993 tanggal 8 Februari 1993 seluas 528,15 ha sedangkan kawasan TWA yang berupa perairan sampai saat ini belum dilakukan proses pengukuhannya.
Blok Pemanfaatan TWA Sangiang seluas 294,5 ha ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal PHPA Nomor 61/Kpts/DJ-V/1996 tanggal 24 Juni 1996, dengan rincian luas sebagal berikut:
a.       Bagian Utara seluas 133,25 meliputi Blok: Kedondong, Rawa Bandeng dan Legon Waru,
b.      Bagian Selatan seluas 161,25 ha meliputi Blok: Batu Mandi, Batu Raden dan Tembuyung,
POTENSI YANG ADA DI TAMAN WISATA ALAM PULAU SANGIANG
Kawasan Taman Wisata Alam Pulau Sangiang mempunyai potensi wisata yang memperhatikan
keanekaragaman hayati yaitu : wisata alam, wisata bahari, dan wisata budaya.

  • Wisata Alam terdiri dari : lintas alam, berkemah
  • Wisata Bahari terdiri dari : Scuba diving, Snorkeling
  • Wisata Budaya terdiri dari : Mengetahui nilai sejarah benteng bekas pertahanan Jepang dan puing bangunan bekas rumah sakit pada jaman pemerintahan belanda
 Taman Wisata Alam Pulau Sangiang mempunyai 3 (tiga) tife vegetasi, yaitu :

  •       Vegetasi hutan pegunungan dataran rendah 
  •      Jenis-jenis pohon yang terdapat dalam vegetasi ini adalah : Walikukun (Scotenia ovata),    Kepuh (Sterculia foetida), Kelapa ciung (Horfieldia glabra), Kihiang (Vitek sp), Bungur (Lagrestroemiamia speciosa).
  •      Vegetasi hutan pantai yaitu Jenis-jenis pohon yang terdapat dalam vegetasi ini adalah : Ketapang (Terminalia catappa), Waru laut (Hibiscus tiliaceus), Nyamplumg ( Calophylum inophyllum), Centigi (Pemphis acidula).
  •      Vegetasi hutan payau (mangrove) yaitu Salah satu keunikan alam yang belum dapat ditemukan ditempat lain adalah adanya badan air yang merupakan bagian dari laut yang menjorok kedaratan (legon / estuaria), di Taman Wisata Alam Pulau Sangiang ada 3 (tiga) legon yaitu : Legon Waru, Legon Tembuyung, Legon Kedongdong. Jenis Vegetasi yang terdapat pada kanan-kiri legon merupakan hutan mangrove yang didominasi dengan jenis : Bakau (Rhizophora sp), Tancang (Bruguera farvifolia), Api-api (Avicenia alba), Perepat/Bogem (Soneratia alba), Buta-buta (Excoecaria agallocha).

Potensi fauna yang terdapat pada kawasan Taman Wisata Alam Pulau Sangiang meliputi fauna daratan dan perairan, diantaranya :

Jenis fauna daratan : Rusa (Cervus timorensis), Landak (Histryx brachyuran), Kacil (Tragulus javanicus), Kucing bakau (Felis viverenus), Biawak (Varanus salvator), Buaya muara (Crocodilus porosus), Sanca (Phyton morulus), Raja udang (Halcion chloris), Kuntul karang (Egreta sacra), Kepodang (Oriolus chinensis), Perkutut (Geopelia striata), Cangak (Ardea purpurea).

 Jenis fauna perairan :
Jenis xenia sp                  : Karang lunak (soft coral)
Jenis Acropora                : Karang batu (stone coral)
Jenis Heliopora coeruda  : Karang biru (Blue coral)
Jenis Meliophora             : Karang api
Jenis Ikan karang            : Chateodon sp, Pomacentrus  sp,    dan Acanthurus sp.

Tangga seribu
Bukit yang terdapat dipulau sangiang
Tangga seribu menuju puncak pulau sangiang, disana kita akan dimanjakan pemandangan keindahan pulau sangiang, salain itu kita juga dapat melihat pulau ular, tempurung, pulau mera, dan gunung anak krakatau, pokoknya gak akan nyesel jalan- jalan atau bagi para backpackers sejati.






















Dermaga Pulau Sangiang 


view pulau sangiang 
Goa Kelelawar

Bukit yang belum dikeahui namanya.
Goa Kelelawar dari tampak samping



Goa Kelelawar
Goa Kelelawar

perahu yang biasa digunakan oleh pelaya untuk mencari ikan
Goa kelelawar ini hanya bisa kita tempuh dengan jalan kaki ± 30 menit dari dermaga. Didalam Goa kelelawar ini terdapat ribuan kelelawar dan dibawahnya terdapat banyak hiu yang siap akan menyantap kelelawar yang terjatuh.

 


kapal yang biasa digunakan oleh pengunjung 
pesisir pantai pulau sangiang

pesisir pantai pulau sangiang

Keindhan pulau sepanjang bagiang timur pantai pulau sangiang


Keindahan pulau sepanjang bagiang timur pantai pulau sangiang
Keindahan pulau sepanjang bagiang timur pantai pulau sangiang


Dataran Tinggi dipulau sangiang
Keindah Wisata Alam Laut

Keindah Wisata Alam Laut


Trumbu karang didasar pulau 

















































Bagi para pencinta wisata alam laut (Scuba diving dan snorkeling), pulau sangiang pilihan yang tepat untuk dikunjungi. Disitu kita akan dimanjakan keindahan trumbu karang dan bermacam- macam jenis ikan akan menajakan mata kiat,

Terumbu karang yang akan memanjakan mata kiat

keindahanTerumbu karang


AKSESIBILITAS

Taman Wisata Alam Pulau Sangiang yang terletak di perairan Selat Sunda dapat dicapai dengan kendaraan laut (boat) dari Anyer selama 1 jam. Untuk menempuh Kota Anyer dapat ditempuh melalui :

  • Dari kota serang menuju anyer berjarak ± 34 Km (± 1,5 Jam), dari Anyer menuju Pulau Sangiang menggunakan perahu dengan waktu tempuh ± 1 Jam perjalanan
  • Dari Jakarta melalui tol Tangerang –Serang – Anyer berjarak ± 147 Km (± 4 Jam), dari Anyer menuju Pulau Sangiang menggunakan perahu dengan waktu tempuh ± 1 Jam perjalanan
Pembayaran PNBP

Sebelum masuk ke TWAL Pulau Sangiang  diharuskan membayar PNBP Sesuai PP 59 Tahun 1998 tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) untuk kegiatan wisata antara lain sebagai berikut :
Pengunjung :

  •        Wisatawan Nusantara Rp. 2.000/org
  •        Wisatawan Mancanagera Rp 15.000/org
         Rekreasi Alam Bebas :
  •        Penyelam (Diving) Rp.50.000
  •        Snorkling Rp. 40.000
        Oke, Bagi Temen - Temen yang hobi Backpackers, hobi Adventure, Scuba Diving, dan senorkeling, Pulau sanging akan memanjakan keindahan bagi temen - temen, yang berminat dapat mengubungi Contact Person irfan alias Memed (082136 002 645)














Sunday, July 29, 2012

Cagar Alam Gn. Tukung Gede



KEMENTERIAN KEHUTANAN
DIREKTORAT  JENDERAL PHKA
BALAI BESAR KSDA JAWA BARAT
BIDANG KSDA WILAYAH I BOGOR
SEKSI KONSERVASI WILAYAH I
Jl. HTB Suwandi Gg Perintis III Telp. 0254 210968 Serang Banten



PENDAHULUAN
Cagar Alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. Cagar Alam Gunung Tukung Gede ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Mentri Pertanian Nomor : 935/Kpts/Um/1979 tanggal 23 Juni 1979 dengan luas 1700 Ha. Cagar Alam Gunung Tukung Gede.

LETAK DAN LUAS
Secara geografis Cagar Alam Gunung Tukung Gede terletak antara 6º14’00” sampai dengan 6º20’00’’ LS dan 105º52’00’’ sampai dengan 105º57’00’’ BT. Berdasarkan wilayah administratifnya kawasan Cagar Alam Gunung Tukung Barat berbatasan dengan :
v  Sebelah Utara              :  Kawasan Perum Perhutani
v  Sebelah Timur             :  Kawasan Perum Perhutani
v  Sebelah Selatan          :  Cagar Alam Rawa Danau
v  Sebelah Barat              :  Kawasan Perum Perhutani
Cagar Alam Gunung Tukung (Timur) termasuk kedalam wilayah kerja Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat, Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah I Bogor, Seksi Konservasi Wilayah I Serang

TOPOGRAFI
Sebagian besar kawasan Cagar Alam Cagar Alam Gunug Tukung Barat berupa dataran yang memanjang dengan topografi yang relative tinggi yaitu ketinggian berkisar antara 450 s/d 700 m di atas permukaan laut dan memiliki kemiringan antara 45˚ s/d 60˚.

HIDROLOGI
Sungai yang melintasi Cagar Alam Gunung Tukung Barat yaitu : sungai Cikoneng dan sungai Cigandik sungai-sungai tersebut bermuara ke Anyer
Sungai  Cikoneng
Sungai Cikoneng merupakan sungai yang mengalir melintasi Cagar Alam Gunung Tukung Barat selain itu Sungai Cikoneng juga dimanpaatkan oleh Masyarakat sekitar hutan untuk irigasi dan kebutuhan lainnya dikarenakan kejernihan air sungai Cikoneng itu sendiri.

GEOLOGI DAN TANAH
Menurut peta thematik geologi skala 1 : 500.000 dari Kantor Direktorat Bina Program Kehutanan Bogor (1977) Cagar Alam Gunung Tukung Barat sebagian besar terbentuk dari batuan Vulkanik dan sisanya dari batuan sedimen Miophiosin. Jenis tanahnya Regosol, dengan bahan batuan induk pasir pantai dan endapan pasir pantai dan latosol, dengan bahan induk batu bekuan basis dan itermedier.

IKLIM
Menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson (1962), kawasan Cagar Alam Gunung Tukung Barat termasuk dalam tipe iklim A, dengan bulan basah dari bulan September sampai Mei, dan bulan kering dari bulan Juni sampai dengan Agustus. Suhu berkisar antara 19ºC dan 25ºC.

AKSESIBILITAS
Cagar Alam Gunung Tukung Gede (Timur) sebagian besar terletak di Kecamatan Gunung Sari dan sedikit di Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang, Propinsi Banten. Lokasi tersebut dapat dicapai dengan berbagai jenis kendaraan, melalui jalan beraspal dengan kondisi cukup baik dengan rute perjalanan sebagai berikut :
1.     Dari kota Serang menuju Gunung Sari, dengan jarak sekitar 25 km.
2.     Dari Anyer - Mancak – Gunung Sari (Panenjoan) dengan jarak 17 km.
3.     Berdasarkan aksesibilitasnya kawasan Cagar Alam Gunung Tukung Barat dapat dinilai bagus karena prasarana jalan yang melintas obyek wisata sangat baik, dengan waktu tempuh yang diperlukan untuk menuju kota Cilegon  ± 1 jam.


TYPE EKOSISTEM
Type ekosistem Cagar Alam Gunung Tukung Barat memiliki tipe Vegetasi hutan hujan pegunungan.

KEANEKARAGAMAN HAYATI
v  Jenis Flora yang terdapat pada Cagar Alam Gunung Tukung Barat diantaranya :
1.     Bungur (Lagerstomia Speciosa)
2.     Bayur (Pterospermum javaicum)
3.     Kelapa Ciung (Horsfieldia glabra)
4.     Muncang (Aleurites molucana)
5.     Duren (Durio zibethinus)
6.     Aren (Arenga pinata)
7.     Teureup (Artocarpus alastica)
8.     Puspa (Schima wallichii)
9.     Anggrek (Phalaenopsis sp)
10.    Hantap (Stercullia cocciea)
11.    Pulai
12.    Tongtolok
13.    Kapinango
v  Jenis Fauna yang terdapat pada Cagar Alam Gunung Tukung Barat diantaranya :
1.     Macan Tutul
2.     Surili (Presbytis aygula)
3.     Owa (Hylobates moloch)
4.     Tando (Ptaurista elegent)
5.     Lutung (Presbytes pyrbus)
6.     Kancil (Tragulus javanicus)

7.     Elang (Spilornis poligua)


8.       Ular sanca (Phyton reticulata)

UPAYA PELESTARIAN
Berdasarkan wilayah kerja, pengelolaan Kawasan Cagar Alam Gunung Tukung Barat merupakan bagian dari wilayah kerja Seksi Konservasi Wilayah I Serang, Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah I Bogor, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat, sebagai Unit Pelaksana Teknis dari Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan.
Upaya pelestarian yang telah dilakukan untuk melindungi dan melestarikan Kawasan Cagar Alam Gunung Tukung Barat, diantaranya :
v  Penataan batas kawasan hutan
v  Inventarisasi flora dan fauna pada tahun 1997
v  Melaksanakan patroli rutin dan patroli gabungan oleh polisi kehutanan Seksi Konservasi Wilayah I Serang dalam rangka pengamanan kawasan
v  Melaksanakan penyuluhan ke masyarakat dalam rangka sosialisasi undang-undang Nomor : 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
v  Melaksanakan kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) atau lebih popular disebut GERHAN dengan penanaman pohon yang endemik untuk mengembalikan kondisi ekosistem hutan yang rusak ke fungsi awalnya/alaminya (restorasi kawasan konservasi).


KAWASAN KONSERVASI
Menurut Undang-undang Nomor 5 tahun 1990, tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya “ di dalam Cagar Alam dapat dilakukan kegiatan untuk kepentingan penelitian dan pengembangan, ilmu pengetahuan, pendidikan dan kegiatan lainnya yang menunjang budidaya.